cursor

Toad Jumping Up and Down

Kamis, 01 Maret 2018

Menghadapi Perasaan Jenuh Ketika Bekerja


Dalam film Eat, Pray, Love, tokoh Elizabeth Gilbert (Julia Roberts) punya karir dan perkawinan yang sukses. Tapi, itu semua nggak bikin dia bahagia, sebaliknya, Liz merasa jenuh. Liz pun memutuskan berhenti dari bekerja dan traveling ke tiga negara untuk menemukan “pencerahan”.

BANDARPOKER

Apa yang kita alami mungkin nggak persis sama seperti Liz. Tapi pergi ke tempat yang sama, ketemu suasana dan orang yang sama, kejebak macet yang sama, mau nggak mau bikin kita bosan. Pelan-pelan namun pasti, muncul perasaan jenuh karena terjebak dalam rutinitas.

SAKONG


Kapan, tuh?
Pada satu titik, semua yang kita kerjakan tiba-tiba jadi sesuatu yang menyebalkan. Bawaannya jadi malas dan bĂȘte melulu. Di sinilah manusia mencapai titik jenuh. Menurut Indah Sari Hutauruk, M.Psi, dosen dan psikolog dari Universitas Indonesia, tanda-tanda orang yang mengalami kejenuhan bisa dilihat dari dua hal.

Pertama, secara emosional, ketika dia mulai kehilangan makna hidup. Hidup terasa seperti robot, mengerjakan sesuatu dengan cara itu-itu saja. Nggak bebas bervariasi dengan cara lain.


BANDARQQ


“Dia juga mulai nggak termotivasi alias malas. Malas mengerjakan sesuatu, ngomongin hal yang sama, ketemu orang yang sama, hingga malas buat mikir. Otak rasanya tumpul dan penuh! Bahkan kontrol akan ekspresi emosi sampai berkurang. Akibatnya, jadi gampang marah-marah karena hal-hal sederhana,” jelas Indah.


CAPSASUSUN


Ada juga yang terlihat lewat perilaku kita. Saat-saat seperti ini, ‘kecepatan’ kita  berkurang. Deadline sering terlambat, masuk kerja lebih siang dari biasanya, bahkan sering nggak masuk sama sekali. Bergaul dengan teman satu aktivias pun jarang.


DOMINO99


“Seperti halnya respon pada stres, ada reaksi fiksi yang menyertai saat jenuh. Antara lain, kelelahan yang tidak hilang walau sudah beristirahat, ketegangan otot seperti pada pundak, leher, dan punggung, jantung berdebar, hingga sulit tidur,” tambah Indah.

SAKONG

Jika keadaan berlanjut, secara psikologis, motivasi yang menurun memengaruhi performa kerja. Dan, kondisi ini tentunya dapat merusak karir kita. Di sisi lain, gangguan pada fisik yang terus berlanjut dapat menimbulkan penyakit seperti gangguan jantung dan tekanan darah tinggi. Seram, ya?

Salah pikiran
Banyak yang bilang kalau jenuh muncul semata-mata dari pikiran kita. Pendapat ini nggak salah. “Rasa memang merupakan penilaian atau persepsi seseorang terhadap pengalaman hidupnya,” ujar Indah. Saat melakukan sesuatu secara berulang, apalagi jika hasil yang kita peroleh nggak sepadan dengan tenaga yang dikeluarkan—rasa jenuh semakin menjadi, deh.

Terus, mengapa hanya sebagian orang yang stres akibat rutinitas, sementara orang lain bisa tetap happy?


BANDARQQ


“Kerentanan mengalami kejenuhan ataupun stress ditentukan oleh tipe kepribadian, yaitu tipe A dan B,” jelas Indah.

Tipe kepribadian A adalah orang-orang yang aktif, selalu terburu-buru, dan ambisius. Sedangkan tipe B adalah individu yang cenderung santai, tidak terburu-buru waktu dan berambisi rendah.

“Individu dengan tipe kepribadian A cenderung lebih rentan jenuh dan stres daripada tipe B, sebab ia memiliki tuntutan tinggi pada dirinya.”

Hati-hati jika kita perfeksionis dan suka menetapkan target yang kelihatan mustahil tercapai.

Masih menurut Indah, “Apabila individu sudah merasa terbebani atau tertekan dan tidak bisa memenuhi tuntutan tersebut karena sudah melebihi kemampuannya, maka akan timbul kondisi burnout, yaitu kondisi kelelahan emosi, mental, dan fisik karena stress yang berlebihan dan berkepanjangan.

ADUQ

Bukan berarti pribadi tipe B bebas stress juga. Tidak punya tujuan atau personal goal dalam berkarir bisa juga menjemukan. Tugas-tugas jadi dianggap sebagai tuntutan sebagai yang ‘harus’ dan bukan yang ‘ingin’ dilakukan.

Tekanan terus-menerus bisa bikin kita kehilangan minat atau motivasi dan mengarah pada keengganan untuk melakukan peranannya. Itu sebabnya sampai ada yang cuek sama pekerjaan.

Sebelum parah...
Rasa jenuh yang ‘dipelihara’ akan membuat kita malas mengerjakan apa pun. Karena itu, penting untuk menyiasatinya. Pertama, coba, deh, kenali dulu sumber rasa jenuh.


SAKONG


“Nilai aktivitas sehari-hari, apakah ada
yang tidak sesuai dengan tujuan hidup dan nilai-nilai yang kita anut. Evaluasi juga, apakah kita melakukan pekerjaan yang kita cintai,” saran Indah.

Kalau Liz Gilbert akhirnya pergi ke Italia, India, dan Indonesia untuk mengobati kebosanannya, kita juga cari cara, dong, untuk mengusir jenuh. Yang ‘murah’ dan gampang seperti membicarakan masalah ini dengan orang lain juga bisa jadi obatnya.
 BANDARQQ

“Coba cari bantuan dengan membicarakan sama keluarga, teman, atau konselor. Gunanya untuk menyalurkan perasaan, melihat masalah dari sudut pandang lain yang mungkin lebih obyektif, serta mendapat dukungan sosial,” kata Indah.

Rasa jenuh atau burnout ini bisa jadi alarm dari tubuh kita bahwa “kekuatan” kita sudah mencapai batas kemampuannya. Penting, deh, untuk mengurangi kecepatan dengan memperlambat pola kerja atau hidup. Misalnya dengan mengambil cuti, rekreasi ke tempat-tempat indah, dan meluangkan waktu dengan orang yang berarti dalam hidup kita, seperti keluarga atau sahabat.


ADUQQ



Setelah itu, jangan lupa untuk menikmati kembali rutinitas semula—hidup terus berjalan, dong!

Trik Pekerjaan Tetap Maksimal di Tengan Jenuh
Jenuh dengan pekerjaan atau motivasi mulai meredup? Pindah kerja nggak selalu jadi solusi tepat untuk masalah ini. “Perasaan akan terus ada bila tidak dapat bimbingan yang tepat untuk menentukan apa yang jadi passion dalam bekerja,” kata Indah. Sebaliknya melakukan hal-hal berikut bisa jadi solusi:

1. Ambil proyek baru. Mengemukakan ide-ide baru nggak cuma bisa mengembangkan kemampuan kita, tapi juga memberikan perasaan mengendalikan lagi kehidupan pekerjaan.

2. Katakan "tidak" pada hal negatif. Saat break sebentar, jangan bicarakan gaji yang nggak bakal naik atau phk karyawan. Hal ini bisa menambah ketidakpastian nasib kita. Simpan sampai di rumah dan curhatlah sama keluarga atau sahabat.

3. Buat tujuan jangka pendek. Misalnya, datang lebih pagi dan pulang tenggo setidaknya seminggu dua kali. Ini bisa memberikan tenaga dan keinginan untuk mencapai sesuatu.

4. Investasi diri. Hadiri acara-acara networking atau ambil kursus ketrampilan yang sudah diidamkan sejak lama. Kegiatan ini bisa memperluas pertemanan dan ketrampilan baru yang membuat kita terus terinspirasi.

BANDARPOKER


5. Kesenangan lain. Cari aktivitas yang tidak berhubungan dengan pekerjaan dan bikin kita bergairah. Misal, mempelajari fotografi atau kursus memasak. Biarkan stres atau bosan berlalu dengan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pria Bandung Cabuli ABG, Polisi: Korban Dikurung di Ruang Khusus

 Y alias Wahyu (38) mencabuli anak baru gede (ABG) perempuan di Bandung. Ternyata pelaku membuat ruang khusus yang disiapkan selama satu bul...